- Benih ditabur pada permukaan bedengan lalu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm.
- Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat.
- Benih yang baik biasanya akan tumbuh setelah 3-4 hari.
- Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman.
PENGOLAHAN LAHAN
- Tanah digembur serta dibuat bedengan, sebelumnya lahan harus benar-benar bersih dan tidak boleh ternaungi.
- Saat penggemburan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
- Penggemburan dilakukan 2-4 minggu sebelum lahan ditanami.
- Lebar bedengan 120 cm, panjang sesuai ukuran petak tanah, tinggi 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm.
Umur
|
Urea
|
ZA
|
Sp36
|
KCI
|
Target PH
|
Kg/ha/Musim tanam
|
6.5
| ||||
Perplant
|
187
|
311
|
112
|
-
| |
4 MST
|
187
|
112
|
-
|
PENANAMAN
- Pilih bibit yang baik yaitu, batangnya tumbuh tegak,daun hijau segar dan tidak terserang hama atau penyakit.
- Buat lubang tanam dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm, pindahkan bibit ke lubang tanam dengan hati-hati dan rapikan.
PEMELIHARAAN
- Penyiraman dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau.
- Penjarangan biasanya dilakukan pada saat 2 MST.
- Penyulaman jika perlu.
- Penyiangan dapat dilakukan 2-4 kali selama pertanaman.
- Pemupukan tambahan pada saat 3 MST dengan pemberian urea 50 kg/ha, yang bisa dilakukan dengan ditabur dalam larikan lalu ditutup dengan tanah, atau dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada bedengan
Ulat Graxak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua).
Spodoptera litura berukuran sekitar 15-25 mm, berwarna hijau tua
kecoklatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badannya.
Sedangkan Spodoptera exigua, mempunyai ukuran yang sama dengan
Spodoptera litura tetapi warna tubuhnya hijau sampai hijau muda tanpa
totol-totol hitam di ruas buku badannya. Kedua jenis ulat ini sering
menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan daun
berlubang-lubang terutama pada daun muda. Agar tanaman tidaj terserang,
maka perlu dilakukan pencegahan yaitu dengan melakukan sanitasi lahan
dengan baik. Selain itu juga perlu dilakukan dengan cara memasang
perangkap kupu-kupu di beberapa tempat. Perangkap ini dibuat dari
botol-botol bekas air mineral yang diolesi dengan produk semacam lem
yang mengandung hormon sex pemanggil kupu-kupu. Apabila tanaman
ditemukan telah terserang ulat ini, segera semprot dengan insektisida
yang tepat yaitu Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC. Dosis
yang digunakan disesuaikan dengan anjuran pada label kemasan.
Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella),
berwarna hijau muda, dengan panjang tubuh sekitar 7-10 mm. Pada saat
melakukan penyerangan, ulat ini suka bergerombol dan lebih menyukai
pucuk tanaman. Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang-lubang.
Jika serangan sudah sampai ke titik tumbuh tunas, pertumbuhan tanaman
akan terhenti, sehingga proses pembentukan krop akan sangat terganggu,
dan lebih parah lagi, krop tidak terbentuk. Agar tidak mudah terserang
maka perlu dilakukan sanitasi (penyiangan) lahan dengan baik. Jika
serangan hama ini sudah tampak, segera semprot dengan insektisida yang
tepat, yaitu March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC dan Buldok 25 EC.
Dosis yang digunakan sesuai anjuran yang ada pada label kemasan.
Leaf Miner (Liriomyza sp.)
Serangga ini termasuk hama penggorok daun. Serangga dewasa meletakkan
telur di daun, selanjutnya larva yang berukuran sangat kecil masuk ke
dalam daun. Larva ini memakan daging daun dan hanya menyisakan kulit
daunnya. Akibatnya, di permukaan daun tampak bercak kuning kecoklatan
melingkar-lingkar ke segala arah yang sebenarnya merupakan jalur larva
memakan daging daun. Untuk mencegah terjadinya serangan dengan
menghindari menanam di lokasi yang terindikasi banyak serangan hama ini.
Selain itu tentu saja perlu dilakukan sanitasi lahan dengan baik. Namun
bila sudah nampak gejala serangan, segera semprot dengan insektisida
sistemik karena sasaran hama berada di dalam daging daun. Insektisida
sistemik yang dapat digunakan di antaranya Trigard 75 WP dan Proclaim 5
SG. Dosis penggunaannya sesuai dengan anjuran yang terdapat pada label
kemasan.
Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.).
Gejala serangan ditandai dengan bercak basah coklat kehitaman di daun.
Bentuk bercak tidak beraturan, awalnya kecil, lalu melebar dan akhirnya
busuk basah. Serangan akan semakin parah jika suhu dan kelembaban udara
terlalu tinggi. Umumnya kondisiini terjadi ketika hujan sehari diikuti
panas atau terik pada beberapa hari berikutnya. Agar tanaman tidak
diserang, sebainya dilakukan pencegahan dengan melakukan sanitasi lahan
dengan baik, selain itu juga hindari menanam pada musim hujan. Apabila
menanam pada musim hujan, jarak tanam perlu dilebarkan menjadi 30 x 25
cm, dan selokan diperlebar agar sirkulasi air dan udara lancar. Namun
bila sudah tampak gejala serangan, segera semprot dengan fungisida yang
tepat yaitu Bion M 1/48 WP, Topsin M 70 WB dan Kocide 60 WDG. Dosis yang
digunakan sesuai dengan anjuran yang ada pada label kemasan.
Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae).
Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejala serangan ditunjukkan
dengan tanaman tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas.
Sebaliknya, pada pagi hari kondisi tanaman segar. Pertumbuhan tanaman
yang terserang penyakit ini akan terhambat. Apabila tanaman dicabut,
akan tampak benjolan-benjolan besar seperti kanker di perakarannya. Jika
tingkat serangannya sudah parah, tanaman sama sekali tidak bisa
berproduksi. Pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan a)
menghindari menanam di lahan bekas tanaman sawi caisim dan pakcoy
(brokoli, bunga kol, kol, sawi putih, dan kailan) yang terindikasi
serangan pennyakit ini; b) melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan
jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab
penyakit ini; c) penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran
tanah (untuk menaikkan pH tanah). Namun bila tanaman sudah terserang
penyakit ini, seharusnya dilakukan pemberantasan. Akan tetapi sampai
saat ini belum ditemukan fungisida untuk memberantas penyakit akar gada,
khususnya setelah tanaman terserang. Dengan demikian hal yang perlu
diperhatikan adalah melakukan pengawasan dan pencegahan secara ketat
agar usaha tani sawi caisim dan pakcoy berhasil.
BEBERAPA GAMBAR CONTOH GAMBAR CARA PENANAMAN POK COY :
Sistem penanaman dengan polibak dan memakai trap susun adalah cara yang lebih efektif untuk mencengah serangan hama bekicot di musim hujan, sebenarnya sudah ada moluskisida akan tetapi tidak akan efektif sepenuhnya.
Budidaya Pok Coy disamping rumah |
Model penanaman dengan trap |
Panen dan Pasca Panen
Sawi Caisim dan Pakcoy sudah bisa dipanen pada umur 30 -35 HST, tergantung pada ketinggian tempat penanaman. Semakin tinggi tempat penanaman, umur panen akan bertambah. Potong caisim dan pakcoy di pangkal batangnya dengan menggunakan pisau tajam, lalu kumpulkan hasil panen di tempat pencucian. Setelah terkumpul, hasil panen dicuci dan dibersihkan dari bekas-bekas tanah sambil mengupas daun dan tangkai yang tua, kuning, berwarna, dan rusak. Tiriskan di rak-rak yang ditempatkan di ruangan yang teduh. Untuk sawi caisim dan pakcoy yang akan dijual ke supermarket perlu dikemas dengan cara mengikatnya dengan menggunakan label isolasi. Berat setiap kemasan sekitar 250-300 gr. Susun hasil kemasan secara rapi di dalam boks plastik untuk selanjutnya dikirim ke supermarket. Sedangkan untuk sayuran yang akan dijual di pasar tradisional, sayuran tidak perlu dikemas melainkan cukup dicurah saja asalkan kondisinya masih segar dan tidak rusak.
Di bawah ini adalah beberapa contoh hasil panen Pok Coy siap kemas.
oke gan....
BalasHapusapane yan......
Hapus