BUDIDAYA TANAMAN CABE DI POLIBAK
( Memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah )
|
Gb.1. Budidaya Tanaman Cabe di depan rumah |
PEMBIBITAN
•Jika bibit berumur ± 10 hari, dapat dipindahkan ke dalam ke dalam kantong plastik gula ukuran ¼ kg atau polybag yang sudah diisi tanah dan dilubangi pada sudut kiri - kanan serta ditengahnya, selanjutnya di letakkan pada bedengan persemaian.
•Bibit cabai rawit dapat dipindahkan ke lapangan pada umur 1,5 bulan seteleh semai atau jika tinggi tanaman sudah mencapai lebih dari 8 cm, dengan jumlah daun 4 -6 helai.;
•Kurang lebih 5 hari sebelum tanam, naungan persemaian dibuka atau dikurangi untuk melatih bibit kena sinar matahari, sehingga tanaman tidak terkejut pada saat dipindahkan ke lapangan.
|
Gb.2. Pemupukan yang seimbang |
PEMELIHARAAN
•Pemakaian pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos merupakan kebutuhan pokok disamping pupuk buatan.
•Pupuk organik selain dapat mensuplai unsure hara bagi tanaman juga dapat memperbaiki struktur dan struktur tanah dan tekstur tanah, memelihara kelembaban tanah aktivitas biologi tanah.
•Pemberian pupuk pelengkap cair (PPC) melalui dan untuk melengkapi unsur hara yang diperlukan tanaman.
•Untuk mengatasi faktor lingkungan yang kurang baik terhadap pembungaan dan pembuahan dengan pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh).
•Dosis dan cara pemberian pupuk untuk tanaman cabai rawit :
Jenis Pupuk Dosis per-ha Waktu aplikasi
Pupuk Dasar : 1 minggu sebelum tanam
Pupuk Kandang 10 - 15 ton
Pupuk Susulan I 1 bulan setelah tanam
Urea 80 kg , SP-36 20 kg , KCl 60 kg
Pupuk Susulan II 2,5 bulan setelah tanam
Urea 85 kg , SP-36 30 kg , KCl 60 kg
Pupuk Susulan III 4 bulan setelah tanam
Urea 85 kg , SP-36 35 kg , KCl 65 kg
ZPT
- Atomik 1,5-2 m/lt air 30, 50, 72 HST,Dharmasari 0,3-5 ml/lt air 21, 42, 62 HST
•Pemberian ajir dapat mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 3 - 4 minggu setelah tanam.
•Tanaman dibumbun bersamaan dengan pemberian pupuk.
hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :
- tungau marah
- kutu daun berwarna kuning
- kutu gurem atau thrips
tanda – tanda tanaman terserang
- tanaman berwarna seperti perak
- tanaman tampak pucat
- daun menjadi layu
pengendalian
- cabut tanaman yang terserang berat
- kumpulkan bagian tanaman yang terserang ,lalu dibakar
|
Gb.3. Dalam proses pertumbuhan. |
PANEN
Umur panen cabai rawit sangat bervariasi, tergantung pada varietas tanaman dan keadaan iklim setempat. Pada umumnya umur panen pertama cabai rawit adalah 2,5 - 4 bulan setelah tanam.
Panen merupakan kegiatan yang dinanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .
Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .
Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4 – 7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran .
Komposisi Cabe
Komposisi :
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk mel`ncarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.
Manfaat Cabai Rawit
Bagian yang digunakan
Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.
Indikasi
Cabai rawit dapat digunakan untuk :
1.Menambah nafsu makan
2.menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,
3.batuk berdahak,
4.melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,
5.migrain.
Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.
Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.
Sakitperut
Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.
Rematik
Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.
Frosbite
Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.
Catatan:
Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.
Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.
Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.
PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN CABE
Penyakit
yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah Rebah semai, Layu,
Busuk , Bercak daun, Penyakit Virus Penyakit anthracnose buah, gejalanya adalah
bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama
kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun,
batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide
bergantian dengan fungisida Victory, dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl
.
Rebah
semai ( dumping off ) , Penyakit
ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Untuk tindakan pencegahan
dapat dilakukan perlakuan benih dengan menyemprot fungisida sistemik Starmyl
saat dipersemaian dan saat pindah tanam tapi pengendalian hama
menggunakan fungisida kimia tadi juga harus diberikan dengan takaran yang
sesuai, jangan sampai over alay hehe, nanti bisa mengakibatkan tanaman kering
dan mati, karena kepanasan.
Pemantauan
hama dan penyakit dilakukan setiap minggu sekali.
Hama
yang biasa menyerang adalah ulat tanah, pengisap daun, kutu daun dan lalat
buah.
Pengendalian
ulat tanah
secara mekanis dilakukan dengan mengumpulkan dan kemudian memusnahkannya. Bila
populasi ulat tanah tinggi, tanaman disemprot dengan insektisida Curacron 500
EC, Desis 2,5 EC.
Hama
pengisap daun (T.palmi) dikendalikan
dengan memasang White Trap sebanyak 40 Trap/ha. Bila populasinya mencapai
ambang kendali, tanaman disemprot dengan insektisida Pegasus 500 EC. Kutu daun
(M.persicae) dikendalikan dengan memasang Yellow trap sebanyak 40 trap/ha. Bila
populasinya mencapai ambang kendali tanaman disemprot dengan insektisida
Curacron 500 EC.
lalat
buah (B.ferruginous)dikendalikan dengan memusnahkan buah yang
terserang, dan memasang trap berupa botol aqua besar yang didalamnya diberi
kapas yang mengandung petrogenol dan insektisida Curacron 500 EC, WINDER 18EC atau NUMECTIN 18EC. setiap hektar
dipasang 20-40 trap, atau menyemprot tanaman dengan insektisida Desis 2,5 EC.
Beberapa
macam penyakit penting yang biasa menyerang adalah bercak daun antranos dan
layu bakteri. Apabila serangan penyakit bercak daun (C.capsici) merata, tanaman
disemprot dengan fungisida Daconil 75 WP. Buah yang terserang cacar atau
antarknos (C.capsici) seyogyanya dikumpulkan dan dimusnahkan. Bila serangan
parah, tanaman disemprot dengan fungisida Anoil 50 SC.<.o:p>
tanaman
yang terserang layu bakteri (P.Solanacearum) dan virus, sebaiknya dicabut dan
dimusnahkan. penyemprotan pestisida dilakukan sore atau pagi hari, dengan
memperhatikan arah dan mata angin, nozle yang digunakan dan bila mencampur
pestisida harus dipilih yang cocok.
Bercak
daun (Cercospora capsici) Bercak-bercak
bulat kecil pada daun merupakan ciri khas serangan Cercospora capsici. Warna
dibagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut
akan meluas hingga mencapai + 0,5 cm. bercak tampak berwarna pucat sampai
putih, dan tepinya berwarna lebih tua. Selain menyerang daun juga menyerang
pada batang dan tangkai daun. Kendalikan penyakit ini dengan menjaga kebersihan
kebun dan menyemprotkan fungisida seperti Topsin, Velimek, Benlate, Derasol,
Score secara bergantian.
Bercak
bakteri (Xanthomonas campestris pv. vesicatoria) Patogen ini menyerang daun,
buah, dan batang. Di tempat terserang tampak bintik-bintik berwarna cokelat di
tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejala sangat jelas
terlihat di permukaan daun sebelah atas. Di buah, gejala serangan ditandai
adanya bercak cokelat. Penaggulangan nya dengan merendam benih menggunakan
bakterisida berbahan aktif stretomisin sulfat dan oksitetrasiklin. Daun,
ranting dan buah yang berserakan di atas bedengan agar di bersihkan dan
dimusnahkan. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili cabai sangat
dianjurkan. Tekan serangan bercak bakteri ini dengan fungisida berbahan aktif
tembaga seperti Kocida 60 WDG, Cupravit, Trimiltox.
Bercak
Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf) Bercak ini disebabkan oleh cendawan dengan
gejala serangan timbulnya bercak cokelat tua sampai kehitaman dengan
lingkaran-lingkaran konsentris, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu.
Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan melakukan penyemprotan
dengan fungisida seperti Sandofan 10/56 WP, Kocide 77 WP atau Polyram 80 WP
secara berselang-seling sesuai dosis anjuran.
Layu
Fusarium (Fusarium oxysporium f. sp. capsici) Layu Fusarium biasanya mengganas di tanah
ber pH rendah (masam). Layu Fusarium disebabkan oleh cendawan bersifat tular
tanah. Serangan ditandai dengan menguningnya tajuk cabai dan tulang daun
sebelah atas memucat tangkainya menunduk. Di pangkal batang, dekat akar, kalau
ditoreh, tampaklah cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh.
Kendalikan sebelum penanaman dengan cara pemberian kapur hingga pH tanah
sesuai. Kebun jangan sampai ada genangan air. Rendam benih dalam larutan
Benlate atau Derosal selama 10 menit. Tanaman yang terserang dicabut dimasukkan
dalam wadah jangan sampai terjadi ceceran tanah dari lokasi tanaman sakit.
Lubang bekas tanaman ditaburi kapur lalu ditutup kembali. Pergiliran tanaman
dengan tanaman bukan famili Solanaceae. Kocor tanah disekitar tanaman yang
diduga terkena cendawan dengan Derosal, Anvil, Benlate atau Topsin.
Layu
bakteri (Ralstonia solanacearum) Serangan pertama kali biasanya
pada tanaman umur 6 minggu. Daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah.
Kalau batang/cabang/pangkal batang dibelah, terlihat warna cokelat kehitaman
dan busuk. Bila dicelup dalam air bening 5 menit kemudian akan keluar cairan
eksudat seperti lendir berwarna putih. Serangan bakteri ini sering menular
lewat air yang tercemar. Penanggulangan awal dengan cara menyeup bibit ke air
yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase tanah disekitar kebun diperbaiki
agar tidak becek. Tanaman yang sakit agar dicabut. Kocor Agrimycin di sekitar
batang tanaman yang terserang layu bakteri.
Layu oleh
cendawan Sclerotium rolfii Sacc. Serangan cendawan ini menyebabkan layu
tanaman secara tiba-tiba, daun berwarna kuning kemudian menjadi cokelat.
Patogen penyakit menyerang leher akar yang ditendai dengan adanya miselium
berwarna putih. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pengapuran
saat pengolahan tanah, Pergiliran tanaman, Perlakuan tanah dengan Basamid-G.
Antraknosa/patek/
(Colletotrichun capsici dan Gloesporium piperatum) Penyakit ini adalah penyakit
yang sangat menakutkan bagi pekebun. Serangan cendawan ini tidak terbatas pada
saat buah masih tergantung, tetapi juga tetap mengancam setelah usai panen.
Serangan dimulai dari munculnya bercak kuning yang berubah menjadi cokelat
kehitaman. Buah menjadi lunak dan membusuk. Buah mengering dan keriput.
Penyakit ini juga menyerang buah yang masih hijau dan menyebabkan mati ujung.
Pada kondisi lembab cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran
berwarna merah jambu. Pengendalian dengan cara benih yang akan disemai direndam
dulu dengan air hangat yang dicampur fungisida berbahan aktif tofanat,
tebukanazol, Thiram atau benomil selama 4 jam. Atur jarak tanam untuk musim
kemarau lebih rapat ( 50 cm x 70 cm ), musim penghujan lebih lebar ( 60 cm x 70
cm ). Semua cabai yang terserang dipanen setiap hari kemudian dimusnahkan.
Tindakan akhir Penanggulangan Antraknosa menggunakan fungisida Kasumin, Dithane
M-45, Difolatan, Phycosan, Daconil, Topsin, Delsen dan Antracol.
Embun
tepung / Powdery Mildew (Leveillula taurica) Pada kebun cabai dengan penanaman di
dataran tinggi yaitu 700 m dpl keatas, sering kena serangan penyakit ini.
Permukaan atas daun tampak bercak nekrotis berwarna kekuningan. Jika daun
dibalik, tampaklah “tepung” berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari
daun tua ke muda. Tanggulangi dengan menyemprot fungisida berbahan aktif
karbendazim. Embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidiopsis ricula Scal
dapat dikendalikan dengan Afugan 300 EC, Rubigan 120 EC.
Busuk
daun/lodoh/hawar daun (Phytophthora capsici) Ia menyerang batang, daun, dan buah. Ciri
keberadaannya ialah adanya bercak –bercak kecil ditepi dan tidak beraturan
kemudian menyebar keseluruh daun. Menyerang buah dengan tanda awal adanya
bercak kebasahan dan akhirnya meluas menyebabkan buah terlebas dari kelopaknya
karena membusuk. Tanggulangi dengan Ridomil MZ, Sandovan MZ, Kocide atau
polyran.
Busuk
buah cendawan Culvularia Lunata (Wakk.) Boeed.
Ujung buah bagian bawah membusuk dan berwarna cokelat muda sampai hitam,
kemudian buah rontok. Pengendaliannya dengan cara mencabut tanaman yang sakit
parah dan menyemprotkan fungisida seperti Dithane M-45. Busuk basah oleh
bakteri Erwina carotovora Jones. Gejala serangannya adalah pangkal buah busuk
basah dan rontok. Pengendalian penyakit ini dengan cara pergiliran tanaman dan
penyemprotan bakterisida seperti Agrept sesuai dosis pada label.
Patah
batang/teklik cendawan Choanephora cucurbitarum Ia menyerang bagian batang
yang masih muda, kemudian menjalar ke batang tua. Yang terserang bagian bunga,
tangkai bunga, pucuk, dan ranting tanaman. Di tempat serangan terlihat warna
cokelat kehitaman yang mematikan ujung tanaman. Bagian lain masih tetap segar.
Pada bagian terserang ada spora cendawan berwarna kelabu kehitaman. Lakukan
sanitasi lingkungan, kurangi kelembaban sekitar kebun, pangkas bagian tanaman
yang terserang dan kemudian dibakar. Semprotkan fungisida berbahan aktif maneb,
oksadisil + mankozeb, atau mankozeb, atau semprot dengan Vitigran Blue, Dithane
M-45 Sandofan MZ, Trineb sesuai dosir anjuran.
Rebah
batang/rebah semai (Pythium aphanidermatum) Serangannya ditemui di persemaian. Benih
gagal berkecambah. Bibit yang masih muda mendadak rebah dan mati. Di pangkal
batangnya terlihat warna cokelat kehitam-hitaman yang basah. Batangnya
mengkerut. Tanggulangi dengan cara merendam fungisida berbahan aktif
metalaksil-M. Semprotkan fungisida Ridomil MZ 8/64 WP
Virus
Tanaman yang
terserang virus daun mengecil, keriting diduga disebabkan oleh Tobacco Mosaic
Virus, Cucumber Mosaic Virus, Tobacco Etch Virus. Penyebaran virus biasanya
dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman
yang terserang biasanya mampu bertahan hidup tetapi tidak produktif. Selama ini
virus belum diketemukan obatnya sehingga cara pengendaliannya cukup memberantas
vektor, memusnahkan tanaman sakit, dan pergiliran tanaman.
Kutu
daun persik (Myzus persicae)
Kutu
daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan
daun muda tanaman cabai. Ia menghsap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan
bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang
kekuningan, layu dan akhirnya mati. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal
kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat,
daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan
daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses
fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.
Pengendalian
dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai
seperti jagung.
Kendalikan
dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation
40 EC, Orthene 75 SP.
Thrips/kemreki
(Thrips parvispinus)
Hama
ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa
kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan
bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap
menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia
juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai
dalam skala luas dapa satu hamparan.
Dengan
pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.
Pengendalian
dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper),
dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
Gunakan
pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain
Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC,
Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP.
Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
|
Contoh tanaman cabe terserang Hama Thrips |
|
Contoh tanaman cabe terserang Hama Thrips
|
Kutu
daun kapas (Aphis gossypi)
Sewaktu
muda kutu ini berwarna putih, kemudian dewasa menjadi hijau kehitaman. Hama ini
mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang berubah keriput. Pertumbuhan
terhambat dan kalau dibiarkan tanaman bisa mati.Kutu dewasa membentuk sayap dan
terbang ke tempat lain. Kutu ini menghasilkan embun jelaga berwarna hitam yang
mengganggu proses fotosintesis, juga menjadi perantara penyebaran virus.
Kendalikan dengan Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC,
Pengorok
daun (Liriomyza spp)
Hama
ini bersifat polifag, menyerang hampir semua jenis tanaman. Gejala serangan
tampak pada daun ukir-ukiran seperti batik, ini terjadi karena larva mengorok
jaringan di dalam daun. Pengendalian dengan Agrimec18 EC, Trigard.
Ulat
grayak (Spodoptera litura).
Daun
bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa
gundul atau tinggal tulang daun saja. Ia juga memakan buah hingga berlubang
akibatnya cabe tidak laku dijual.
Pengendalian
dengan cara mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung membunuhnya. Jaga
kebersihan kebun dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian
hama dan pergiliran tanaman. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara
dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang diberi lubang kecil
sebagai sarana masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang
sexual pada serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan
perangkap.Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC,
Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan
kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.
Tungau
/ tengu / mite (Polyphagotarsonemus latus Bank dan Tetranyhus innabarinus Boisd)
Tanda
kehadiran tungau ini adalah adanya warna cokelat mengkilap di bagian bawah
daun. Sedang pada daun bagian atasnya ada dijumpai bercak kuning. Hama ini
menyerang daun yang mengakibatkan daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah.
Pucuk daun seperti terbakar, tepi daun keriting. Kutu ini juga menyerang bunga,
pentil dan buah. Tungau berukuran sangat kecil dan bersifat pemangsa segala
jenis tanaman (polifag). Serangan yang berat terutama pada musim kemarau,
menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan insektisida seperti Omite 57 EC, Apollo 500 SC, Mitisun
570 EC, Merothion 500 EC, Sterk 150 EC, Mitac 200 EC, Curacron 500 EC, Agrimec
18 EC, Pegasus 500 EC.
Lalat
buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus Dorsalis Hend)
Lalat
ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas
tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi
bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas
jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk
larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.
Lakukan
pergiliran tanaman untuk memutus rantai perkembangan lalat. Kumpulkan semua
buah cabai yang terserang dan musnahkan. Kendalikan dengan perangkap metil
eugenol yang sangat efektif dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas ke
botol bekas air mineral yang telah diolesi minyak goreng, atau diberi air.
Gantungkan
perangkap di pingir kebun.
Pengendalian
secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan Buldok, Lannate, Tamaron,
Curacron 500 EC.